Minggu, 11 Juli 2010

IMUNISASI
A.PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada seseorang terhadap penyakit tertentu.Imunisasi merupakan aplikasi prinsip-prinsip imunologi yang paling terkenal dan paling berhasil terhadap kesehatan manusia.Keberhasilan vaksinasi sangat tergantung pada dihasilkannya preparat antigenic pathogen yang :
 Aman untuk diberikan
 Merangsang jenis imunisasi yang tepat
 Dengan harga yang dapat dijangkau oleh populasi
Imunisasi ada 2 macam yaitu:
1.imunisasi aktif:pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau diamati dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksianti bodi sendiri
2.Imunisasi pasif:penyuntikan sejumlah antibody sehingga kadar antibody dalam tubuh meningkat.

B.TUJUAN IMUNISASI
 Untuk memberiakn kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit yang sering terjangkit
 Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas

C.Manfaat imunisasi
- Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian
- Untuk keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit
- Untuk Negara : memperbaiki tingkat kesehatan,menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk pembangunan negara


D.JENIS-JENIS VAKSIN DALAM PROGRAM IMUNISASI
Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman,kkomponen kuman(bakteri,virus atau riketsia)atau racun(toxoid) yang telah dilemahkan atau dimatikan dan akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
1.Vaksin BCG(Baccillus Calmette Guerine)
Indikasi: untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tubercolose
Cara pemberian dan dosis:
Disuntikan secara intracutan harus digunakan sebelum lewat 3jam
Dosis pemberiannya 0,05 ml sebanyak 1 kali
Efek Samping:
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifatumum seperti demam 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi pustura,kemudian pecah menjadi luka akan sembuh secara spontan.
2.Vaksin DPT
Difteri pertusis tetanus adalah vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi
Indikasi : untuk pemberian secara simultan terhadap difteri,pertusis dan tetanus.
Cara pemberian dan dosis :
- Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspense menjadi homogen
- Disuntikan secara IM dengan dosis pemberian 0,5ml sebanyak 3 dosis
- Dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan,dosis selanjutnya diberikan dengan interval 4 minnggu.

Efek samping :
Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti lemas,demam,kenmerahan pada tempat penyuntikan
3.Vaksin TT
Merupakan vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terarbsorbsi dalam 3mg/ml aluminium fosfat

Cara pemberian dan dosis:
- Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen
- Unntuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primmer yang disuntikkan secara IM atau subcutan dalam,dengan dosis pemberian 0,5ml dengan interval 4 minggu dan dilanjutkan dengan dosis ke 3 setelah 6 bulan berikutnya.
Efek sampingnya :
Efek samping yang teradi bersifat ringan.gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada likasi suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang demam

4.Vaksin DT
difteri dan tetanus adalah vaksin yang mengandung toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan.
Indikasi : untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus
Cara pemberian dan dosis :
- Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen
- Disuntikan secara IM atau subcutan dalam dengan dosis pemberian 0,5ml. dianjurkan untuk anak dibawah 8 tahun


Efek samping :
Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara.

5.Vaksin POLIO
Vaksin POLIO hidup adalah Vaksin polio trivalen yang terdiri dari suspense virus poliomelytis tipe 1,2,3 yang sudah dilemahkan,dibuat dalam biakan jaringan ginjal dan distabilkan dengan sukrosa
Indikasi
Untuk kekebalan aktif tarhadap polio miyelitis
Cara pemberiaan dan dosis ;
- Diberikan secara oral, 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4x pemberian dengan interval dosis minimal 4 minggu.
- Setiap membuka vial baru harus mengunakan penetes yang baru

Efek samping;
Efek samping beruapa paralisis yang disebabkan oleh vaksin yang sangat jarang terjadi


6. Vaksin Campak
Vaksin campak merupakan, vaksin virus hidup yang dilemahkan setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 invektif unit virus starain cam 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamicin dan 30 mcg residu eritromicin.
Indikasi ;
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak



Cara pemberian dan dosis ;
- Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu, harus dilarutkan dengan pelarut seteril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.
- Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas, pada usia 9 sampai dengan 11 bulan, dan ulangan (BOOSTER) pada usia 6 sampai 7 tahun (kelas 1 SD)

Efek samping ;
Individu yang mengidap penyakit imunedevicienci atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia, limpoma.

7. Vaksin Hepatitis B
Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersipat non invektion.
Indikasi ;
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap inveksi yang disebabkan oleh hepatitis B.
Cara pemberian dan dosis ;
- Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspense menjadi homogen
- Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml,suntikan secara IM pemberian sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan pada usia 0 sampai 7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu.
Efek samping ;
Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan, pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersipat ringan dan biasanya hilang selama 2 hari.

8.Vaksin DPT-HB
Vaksin ini mengandung DPT berupa toksoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HBSAG dan bersipat non infectious.
Indikasi;
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, dan fertusis sarta hepatitis B.
Cara pemberian dan dosis;
- Pemberian dengan cara IM 0,5 ml sebanyak 3 dosis
- Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya interval 4 minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar